Gunung Burangrang
Assalamualaikum Wr Wb
Salam Sejahtera
Pada postingan kali ini saya akan menceritakan tentang pengalaman mendaki di Gn Burangrang bersama 2 rekan putra yaitu :
Taufik Rohman Hidayat
Ramdiyany Akbar
Saya sendiri hehe
Gn Burangrang dengan tinggi 2050 mdpl ini sering juga disebut gunung purba, mungkin sudah ada sejak zaman purba hehe (ngaco). Gn Burangrang ini terletak di Cisarua, Bandung Utara (bukan bogor). hehe
Untuk menuju puncak Burangrang terdapat 2 Jalur, Legok Haji dan KOMANDO.
17 Oktober 2015
Kami berkumpul dan ceck up sebelum berangkat di rumah si Opik (Taufik) yaitu di daerah Cipageran Cimahi Utara. Sebelum berangkat tentunya kita berdoa kepada Allah SWT agar perjalanan kita diberi kelancaran, kemudahan dan keselamatan.
Pukul 13.00 WIB kita berangkat. Dari rumah Opik kita naik angkot warna kuning (nama jurusannya lupa), karena kita sepakat untuk mendaki lewat jalur Legok Haji maka kami turun di SPN (Sekolah Polisi Nasional), kalau mau lewat jalur KOMANDO maka turun di Gapura KOMANDO. Setelah sampai di SPN kita jalan kaki sekitar 500 meter dari SPN ada sebuah pertigaan, karena kita belum pernah lewat jalur legok haji akhirnya kita bingung dan memutuskan untuk belok kanan. Benar apa kata Pepatah. "Malu bertanya sesat di Jalan" ternyata kita salah jalan, setelah bertanya kepada warga jalur yang benar adalah belok kiri, dengan terpaksa kita balik arah lagi, karena tidak mau terulang kedua kali kita tersesat akhirnya saya bertanya kepada seorang warga. Jadi dari pertigaan setelah SPN belok kiri lalu lurus terus sampai ada pertigaan lagi lalu belok kanan setelah ada warung bensin belok kanan. Setelah jalan kaki sekitar 20 menit ternyata masih jauh dari pertigaan yang disebut oleh warga, akhirnya kita memutuskan untuk menumpang mobil Pick Up, Alhamdulillah ada 1 mobil yang bersedia memberikan kita tumpangan, tetapi mobil tersebut tidak sejalur dengan kita tepat di pertigaan mobil tersebut berhenti dan kita memutuskan untuk berjalan kaki dari pertigaan dengan jalan aspal yang menurun sudah membuat kaki kesakitan, yahh cukup jauh dari SPN menuju jalur Legok Haji sekitar 3 km.
Pukul 13.42 WIB kita sampai di jalur Legok Haji. Track pertama adalah melewati pemukiman warga dengan jalan cor-coran atau semen. Legok Haji ini track nya benar-benar menguras tenaga dan juga membuat kaki sakit. Sekitar 1 jam kita melalui pemukiman warga Adzan Ashar berkumandang dan pada saat itu juga kami berhenti di sebuah masjid sembari istirahat dan sholat Ashar.
Pukul 15.12 WIB kita melanjutkan perjalanan, sekitar 30 menit kita masuk track hutan menuju puncak burangrang. Sebenarnya pada saat itu Gn Burangrang tidak diperbolehkan untuk Camping karena sedang dilanda kemarau panjang, tetapi setelah saya bertanya kepada warga ternyata banyak juga yang mendaki pada saat itu dan kita ahirnya ikutan aja lah hehe.
Jalur legok haji ini benar2 menguras tenaga kami. Jalan menanjak dengan kemiringan 45-50 derajat..!!!! dan juga track nya memutar. Kami tercengang ketika berjalan 1 jam lebih kita baru sampai Pos 1..!!! pertama target kita adalah bisa melihat sunset, tetapi ahirnya pupus saat waktu sudah menunjukan pukul 17.45 WIB kita baru sampai Pos 2, kami memutuskan untuk berhenti mendirikan tenda, sholat dan bermalam di pos 2.
Kami memutuskan untuk beristirahat setelah makan malam dan melanjutkan perjalanan pukul 03.00 WIB pagi, dengan target ingin melihat sunrise, tetapi apa daya kita telat dan bangun pukul 05.00 WIB. Kami melanjutkan pendakian setelah sarapan pada pukul 07.00 WIB. Luar biasa..!!!! Track Legok Haji ini tidak terasa seperti gunung Ketinggian 2050 mdpl, terasa seperti gunung ketinggian 3000 mdpl lebih, 2 jam lebih waktu yang kami butuhkan untuk menuju puncak dari pos 2. Perjalanan terasa lama dan terasa sangat lelah, sedikit-sedikit istirahat, kami seperti kehilangan kekuatan wkwkwk alay. Dan pada pukul 09.30 WIB kami tiba dipuncak. Alhamdulillah tidak sia-sia kesabaran ini terbayar lunas oleh indahnya Ciptaan Allah SWT.
Tidak bosan-bosan mata ini memandang keindahan alam di Jawa Barat ini, sayang saat itu kabut menutupi pandangan untuk melihat gunung cikuray, ciremay, dan gunung mana lagi gak tau hehe. Lebih dari 1 jam kami beristirahat sembari menikmati sejuknya udara, panasnya matahari, indahnya alam dan berdiskusi untuk turun lewat jalur yang mana, karena saya tidak mau kalo melawati jalur Legok Haji lagi dengan kondisi jempol dan kelingking kaki yang sakit. Selain berdiskusi kami debat, berantem, dan lain lain yang ternyata emosi ini disebabkan karena perut lapar wkwkwk, akhirnya kami pun menyantap perbekalan sebelum melanjutkan perjalan ke tujuan utama yaitu RUMAH kita masing-masing.
makan siang
Dengan menyantap perbekalan yang sangat sederhana bahkan saking sederhanya kita tidak memikirkan enak atau tidaknya makanan yang penting perut kita kenyang hehe. Nah setelah selesai kita menyantap perbekalan kita memutuskan untuk turun lewati jalur KOMANDO, tetapi kita agak dilema saat berada di puncak karena terdengar suara Tembakan yang bertubi-tubi "kopasus sedang latihan tembak-menembak" dan kami takut apabila tidak diperbolehkan turun melewati jalur KOMANDO, oh iya ada yang terlewatkan yaitu sebenarnya pada saat kami mendaki gunung Burangrang ini sedang ditutup karena musim kemarau panjang dan juga terdapat titik titik kebakaran di puncak dan di hutan, tetapi kami yah tau lah orang indonesia sebagian besar kalo ada peraturan sukanya melanggar, termasuk kami cinta budaya indonesia ehehe. Cekidot lanjut, Lewat jalur KOMANDO ini benar-benar enak dan tidak menguras banyak tenaga karena terdapat bonus jalan datar dan turun naik, apabila dibandingkan dengan Legok Haji itu tidak ada bonus, tidak ada jalur turn semuanya NAIK..!! bener-bener kaya lagu itu, "naik-naik kepuncak gunung, tinggi-tinggi sekali. . . . ". Saat perjalanan turun kami bertemu banyak pendaki dan beratanya apakah diperbolehkan lewat jalur KOMANDO atau tidak, dan kata salah satu pendaki yang bernama "Tarto" bukan nama sebenarnya wkwkwk mengatakan kalau tidak boleh untuk melewati KOMANDO dan menganjurkan kami untuk melewati jalur PESANTREN, serentak kami bingung ini lewat jalur sebelah mana dan Alhamdulillah kami terbantu oleh 2 anak kecil, sekitar umur 14-15 tahun itu juga akan turun melewati jalur PESANTREN. Karena anak kecil itu turun dengan cepat sedangkan saya sedang mengalami kesakitan di bagian kaki jadi saya ditinggal paling belakang dengan jarak yang cukup jauh. Ternyata eh ternyata anak kecil itu malah membuat kita tambah bingung disaat si anak kecil juga kebingungan memilih jalur di persimpangan setelah hutan pinus, ternyata sama saja bohong akhir-akhir nya melewati jalur komando juga ahahahaha. Sampailah kita di gerbang Jalur KOMANDO, haduhhh sakit hati ini di sesatin sama anak kecil wkwwkwk, sesampainya di gerbang jalur pendakian KOMANDO kami ditanya oleh penjaga gerbang dari PERHUTANI dan kami kena marah karena pada saat itu tidak diperbolehkan untuk mendaki. Belum selesai sampai sini perjalanan kami, kami masih haru berjalan dari gerbang KOMANDO menuju Jalan raya sekitar 2km, sampai di jalan raya kami menaiki sebuah angkot jurusan st hall untuk menuju pertigaan cipageran (kayaknya hehe) dan dari pertigaan cipageran kami naik angkot jurusan pasar atas (pasarnya di langit mungkin) wkwk. Sampai lah di rumah si Opik Alhamdulillah bisa kembali dengan selamat menuju tujuan utama kita masing-masing. Lebih kurang seperti itu lah perjalanan kami menuju gn Burangrang, kurang lebih nya terimakasih saya ucapkan karena sudah membaca cerita kami dan membaca blog saya hehe semoga bisa dijadikan referensi saat anda ingin mendaki menuju gunung Purba ini.
Pesan saya untuk para pendaki pemula :
- Jangan langsung mendaki gunung dengan ketinggian 2600 mdpl atau lebih kalau anda sama sekali belum pernah mendaki gunung maka, mendakilah di gunung-gunung dg ketinggian 2000 mdpl atau kurang untuk melatih fisik dan mental anda.
- Jangan kira mendaki gunung itu mudah, anda harus membawa beban berat sekitar 20-30 kg.
- Jangan sekali-kali anda meninggalkan sampah di dalam gunung atau membuang sampah sembarangan "BIARPUN ITU BUNGKUS PERMEN" karena itu akan melambangkan kepribadian anda yang disiplin atau bukan.
- Bawa turun semua sampah kalian saat akan munuruni gunung.
- Puncak bukanlah tujuan utama, Tujuan utama para pendaki gunung adalah Rumah. Puncak adalah bonus.
Terimakasih Wassalamualaikum Wr Wb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar